Pagi itu mendadak Parno sangat gembira sekali, bagaimana tidak, tadi dirumah Suminem istrinya mengabari kalau dia sudah telat mendapat haid 1 bulan. Bayangan memiliki anak pertama membuat Parno sumringah sepanjang hari itu. Istrinya juga berpesan agar Parno jangan memberitahu siapa - siapa dulu sampai hasilnya sudah pasti.

Sementara itu dirumah, Suminem kedatangan tamu petugas penagih dari PLN, terjadilah percakapan sebagai berikut;

Petugas: "Bu, Anda sudah terlambat 1 bulan.."
Suminem: "Loh, kok Bapak bisa tahu???" (Suminem kebingungan)
Petugas: "Iya Kami punya catatannya Bu..."
Suminem: "Loh..loh.. oalah kok sampe bisa punya catatannya.. Ya sudah, lantas bagaimana?"
Petugas: "Ya Ibu harus membayarnya..."
Suminem: "Aduh.. masa harus membayar tokh Pak, Ya sudah deh, Saya beritahu Suami saya dulu ya Pak nanti"

Sore harinya Suminem menceritakan kejadian pagi itu kepada Parno, demi mendengar hal tersebut Parno pun langsung emosi, dia bertekad besok pagi akan mendatangi kantor PLN.

Pagi harinya...

Parno: "Kok anda bisa tahu Istri saya terlambat 1 bulan?!!"
Petugas: "Sabar pak... Kalau anda ingin catatan itu dihapus anda tinggal bayar saja ke kami, beres...".
Parno: (dalam hati) "wah pemerasan ini namanya.. mesti dilawan..."
Parno: "Lalu kalau saya nda mau bayar, anda mau apa?" tantang Parno kepada petugas.
Petugas: "Ya punya Bapak kami putus..."
Parno: "Loohh.. kalau punya saya diputus lalu istri saya pakai apa nanti??!!" Teriak Parno karena terkejut "anu"nya mau diputus gara - gara tidak bayar.
Petugas: "Yaa.. Istri Bapak kan bisa pakai lilin"